Teknologi Wolbachia membuat kekhawatiran di masyarakat. Apakah berbahaya? Simak fakta di bawah ini!

5 Fakta Teknologi Wolbachia

Nyamuk Wolbachia adalah sebutan bagi nyamuk yang di dalam tubuhnya mengandung bakteri Wolbachia. Bakteri tersebut secara sengaja dimasukkan ke dalam nyamuk Aedes Aegypti. Agar tidak termakan berita simpang siur, berikut faktanya.

Bermanfaat Menekan Risiko Risiko Penularan Penyakit DBD

Teknologi Wolbachia diklaim bisa meminimalisir penyebaran DBD oleh Aedes Aegypti. Hal tersebut telah melalui uji coba di Jogjakarta tahun 2017, kemudian tahun 2020 telah diumumkan hasilnya. Yang mana menunjukkan penyakit DBD turun hingga 77%.

Teknologi Wolbachia Telah Dioperasikan di 14 Negara Lebih

Program pengembangan Wolbachia ini sudah dioperasikan di sejumlah negara. Dari 14 Negara yang sudah menerapkan teknologi ini yaitu Indonesia, Sri Lanka, Laos, Kiribati, Meksiko, dan Australia.

READ  Membuat Konten dengan Memanfaatkan Teknologi AI

Diikuti pula oleh negara Vietnam, El Salvador, Honduras, Kolombia, Brasil, New Caledonia, Vanuatu, dan Fiji. Sementara uji coba teknologi Wolbachia telah dilakukan di Jogjakarta.

Dimana nantinya akan diselenggarakan juga di Kupang, Bandung, Bontang, Semarang, dan Jakarta Barat. Berita terbaru, penerapannya juga tengah diselenggarakan di Singapura dan Malaysia.

Wolbachia Aman untuk Manusia

Bakteri alami Wolbachia ada di dalam tubuh 50% spesies serangga di dunia. Hingga kini tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa teknologi ini berbahaya bagi hewan, lingkungan, terlebih manusia.

Wolbachia bisa ditemukan pada ngengat, kupu-kupu, dan berbagai jenis serangga lainnya. Beberapa jenis nyamuk kecuali Aedes aegypti memilikinya secara alami. Untuk itu muncul inovasi untuk memasukkan bakteri ke dalam nyamuk Aedes aegypti.

READ  Big Data

Nyamuk Wolbachia Telah Digunakan Selama 12 Tahun Terakhir

Teknologi Wolbachia ini sudah mulai diterapkan sejak 12 tahun lalu. Yang mana nyamuk-nyamuk dengan Wolbachia tersebut telah membantu menekan kasus DBD di berbagai negara. Dan belum ada laporan mengenai efek samping negatif penggunaan teknologi tersebut.

Teknologi Wolbachia Menghambat Sejumlah Virus yang Dibawa Aedes Aegypti

Selain mengatasi masalah DBD, Wolbachia juga membantu menurunkan resiko penyakit lainnya. Sebagaimana diketahui, bukan hanya DBD, Aedes aegypti juga membawa virus chikungunya, yellow fever, dan zika. Sehingga penerapan teknologi ini bisa menekan pertumbuhan dan penularan virus tersebut.

Apakah Wolbachia Merupakan Patogen?

Menanggapi isu-isu yang beredar di masyarakat saat ini, sebab pemerintah kabarnya akan segera mengimplementasikannya. Tidak sedikit yang mengaku khawatir, padahal sejatinya Wolbachia bukan patogen atau berbahaya bagi manusia, justru

Teknologi Wilbachia Berguna Dalam Pengendalian Penyakit Menular

Seperti yang sedikit disinggung pada penjelasan sebelumnya, bahwa dari dulu Wolbachia memang digunakan dalam upaya pengendalian penyakit menular yang disebabkan oleh serangga seperti dengue dan Zika.

READ  5 Aplikasi Kesehatan Mental, Coba Sekarang Juga!

Di sini konteksnya adalah teknologi ini sengaja dikembangkan sebagai solusi mengurangi populasi vektor penyakit tanpa perlu merugikan manusia. Contoh yang merugikan manusia seperti penggunaan bahan kimia tertentu yang justru berpotensi membahayakan.

Tidak Ditemukan Efek Negatif Bagi Manusia

Wolbachia hingga sekarang tidak terbukti membahayakan manusia. Walaupun begitu, para peneliti tetap mencari kemungkinan terbaru untuk memahami potensi dampaknya bagi manusia di masa depan.

Contohnya selama ini peneliti sudah menemukan fakta jika Wolbachia dapat mempengaruhi tanaman dan hewan ternak. Penelitian tersebut dilakukan dengan mengambil beberapa sampel spesies nematoda untuk memastikan keamanan teknologi Wolbachia tersebut.

Namun, nyatanya sampai sekarang belum ditemukan dampaknya pada kesehatan manusia. Mungkin masih dibutuhkan investigasi lebih lanjut untuk mendapatkan kesimpulan terbaru.

Nah, kini Anda susah tahu 5 fakta teknologi Wolbachia. Jadi, tidak perlu khawatir lagi, sebab nyamuk Wolbachia tidak terbukti memiliki dampak negatif.