AI Face Recognition dapat digunakan dalam mengidentifikasi wajah tersangka kasus kejahatan. Namun, apakah hal tersebut efektif digunakan dalam kepolisian? Lantas, pemanfaatan AI apakah sudah memenuhi aturan hukum yang berlaku?
Manusia di era teknologi buatan ini harus mampu mengimbangi kehadiran AI. Tentu dengan memanfaatkan sebaik mungkin yang sesuai dengan bidangnya, tapi juga harus memenuhi standar hukum yang berlaku.
Contents
AI Face Recognition Sudah Pernah Digunakan di Kepolisian Luar Negeri
Face Recognation atau pengenal wajah ternyata menjadi teknologi yang sudah pernah digunakan pada kepolisian luar negeri. Tepatnya di Inggris, kepolisian mencoba kecanggihan AFR pada tahun 2017 lalu.
Proses Pemanfaatan AI Face Recognition untuk Tangkap Tersangka
Pihak Manajemen Rekam Kepolisian tersebut mengungkapkan bahwa sosok yang diidentifikasi sebagai tersangka yang masih buron tersebut dikumpulkan foto-fotonya. Bahkan, sebanyak 500 ribu foto dikumpulkan sejak 2015.
Tersangka Buron Sudah Lama
AI Face Recognition kala itu diterapkan untuk menangkap tersangka yang telah lama maasuk di dalam daftar buronan. AFR yang digunakan pun harus melakukan update terhadap foto pelaku untuk memudahkan identifikasi wajah.
AI Tidak Bisa Tanpa Manusia
Faktanya, meskipun dapat dijadikan teknologi yang memudahkan kepolisian dalam mengidentifikasi tersangka, AI tidak bisa dijalankan tanpa manusia. Kecerdasannya harus diimabngi dengan bantuan manusia untuk update wajah tersangka.
Kelemahan AI Face Recognition dalam Identifikasi Wajah Tersangka
Teknologi AI kerap mendapatkan kontra dibandingkan pro. Apabila lebih ditelusuri lagi, kecerdasan buatan ini tentu mempunyai titik kelemahan. Oleh karenanya, manusia-manusia yang ahli di bidang tertentu tidak akan kehilangan pekerjaanya.
Hasil AI Tidak Selalu Tepat
AI Face Recognation yang merupakan kecerdasan buatan tidak selalu memberikan hasil yang tepat. Oleh karena itu, pihak kepolisian juga tetap harus melakukan koordinasi dalam memperbarui informasi terkait wajah tersangka.
Tingkat Akurasi Identifikasi Wajah Tersangka Pakai AI Face Recognition
Selain itu, face recognition ini juga mempunyai tingkat akurasi yang dapat menurun. Hal ini terjadi saat tersangka menggunakan aksesoris yang dapat mengubah bentuk tampilan wajahnya, missal penggunaan topeng, kacamata, masker, topi, dan lainnya.
Etika Pemanfaatannya dalam Kepolisian
Aturan hukum yang berbeda di setiap negara membuat pemanfaatan AI di kepolisian masih lemah. Antara pengembang (ahli AI), ahli hukum, dan kepolisian harus melakukan koordinasi saat ingin menggunakannya.
Kelebihan Menggunakan AI Face Recognition
Walaupun mempunyai beberapa kekurangan yang membuat orang ragu dalam pemakaian. Sebenarnya, fitur atau tools yang satu ini mempunyai cukup banyak kelebihan. Apalagi jika dilihat secara keseluruhan. Salah satunya adalah proses bekerja yang jauh lebih cepat dan akurat. Dengan begitu, Anda tidak usah merasa bingung karena prosesnya yang cepat.
Di luar itu, proses integrasinya sangat mudah jika digabungkan dengan berbagai macam security software. Biasanya, hal ini akan digunakan dalam banyaknya perusahaan untuk kepentingan keamanan mereka sendiri. Ada juga yang menggunakan alat ini untuk mempermudah sistem mengenali karyawan yang ada. Jadi, akan lebih cepat juga.
Anda juga tidak usah khawatir karena sistem ini bekerja selama 24 jam dan jauh lebih mudah untuk menemukan tersangka atau memastikan data jelas. Hal ini hanya perlu disesuaikan dengan data wajah yang masuk sesuai hasil tools.
AI Face Recognation pernah digunakan di Inggris untuk mengungkap pelaku dengan mengidentifikasi wajahnya. Kira-kira, apakah pihak kepolisian Republik Indonesia juga akan menggunakan kecerdasan buatan ini?