Bisa dikatakan fenomena esports terbaru sedang naik daun. Berbagai pengembang Game sepertinya tidak ketinggalan karena penjualan eSports lebih banyak produk kamu Dimulai dari Overwatch yang memiliki visi liga eSports di Amerika Serikat adalah model seperti liga bola basket NBA. Lalu ada juga game yang baru dirilis yaitu Injustice 2 yang langsung menyiapkan berbagai kompetisi bagi pemain yang serius bermain.
Sekarang banyak orang berbicara tentang sesuatu yang lebih besar dari hanya video game. Saat ini ada istilah khusus yang telah digunakan untuk menggambarkan fenomena tersebut Istilah yang dikenal terkait dengan video game, saat ini istilah umum “eSports” atau akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti Olahraga Elektronik.
Revolusi Industri 4.0 adalah sebuah lompatan sangat baik dalam industri di mana teknologi informasi dan Komunikasi sepenuhnya dimanfaatkan untuk mencapai untuk menghasilkan efisiensi setinggi mungkin model bisnis digital baru. Perkembangan teknologi telah membawa banyak hal perubahan dalam kehidupan masyarakat dunia.
Baca juga: Game online poki permainan anti ribet!
Cabang sejak 2008 Olahraga Digital atau E-Sports dikenali komunitas dunia. Saat ini eSports berada tepat di tengah-tengah menjadi topik hangat di Indonesia. Satu Alasannya adalah banyaknya hadiah dalam turnamen olahraga tersebut semakin menakjubkan, dengan hadirnya fenomena baru esport di tengah masyarakat tentu menimbulkan tanggapan positif dan negatifnya masing-masing.
eSports adalah olahraga yang terbuka untuk semua. Karena eSports bisa dimainkan oleh siapa saja. Tentunya eSports juga bisa dimainkan oleh penyandang disabilitas. bahwa pembahasannya adalah tentang fenomena eSports apakah tergolong olahraga atau tidak, akhir-akhir ini benar-benar memanas.
Menggunakan Istilah “olahraga” selalu menimbulkan kontroversi karena banyak orang memiliki interpretasi sendiri apa yang dimaksud dengan olahraga. Tapi bakat dan dedikasi adalah yang terbaik Profesional pantas mendapatkan rasa hormat dari khalayak.
Fenomenanya Sampai sekarang, para pemain olahraga bermain 8-9 jam sehari untuk mencapai pemain Terbaik Namun, di olahraga lain, menjadi pemain terbaik adalah rutinitas yang sama cara pengerjaannya berbeda. Atlet profesional membutuhkan banyak fokus, dedikasi, pelatihan, persiapan,npola pikir dan tekad. Ditto untuk dua olahraga (atlet sungguhan) dan eSports (atlet digital) professional.
Ada perbedaan besar antara gamer dan eSports. Di sebelah mereka sering
Latihan fisik dan daya tahan tubuh agar kuat bersaing seperti atlet cabang olahraga lain juga membutuhkannya Mereka memiliki keterampilan intelektual dan logis yang juga cocok untuk strategi permainan permainan untuk bersaing.
Bermain-main dengan kata “olahraga” atau “olahraga” bisa benar-benar menenggelamkan cara pandang kita untuk menonton eSports. Tetapi jika kita melihat definisi olahraga dalam kamus Webster, kata itu memiliki konsep “permainan, kompetisi atau aktivitas yang membutuhkan usaha fisik dan keterampilan dimainkan oleh aturan untuk bersenang-senang dan/atau bekerja.”
Meski berbeda makna “Olahraga” mengacu pada “semua jenis aktivitas fisik yang dilakukan orang untuk tetap sehat atau untuk kesehatan mereka. Sukacita”. Karena penontonnya belum banyak, terutama di Indonesia dapat sepenuhnya memahami dan menafsirkan salah satu dari banyak genre kontemporer sangat populer pada saat itu, maka disini penulis mencoba untuk memberikan saran pemikiran pada pokok bahasan tersebut sebagai fenomena eSports
di Indonesia agar lebih diterima di seluruh masyarakat Indonesia olahraga modern yaitu; (1) IesPA mensyaratkan perpanjangan komunikasi bagi KEMENPORA, KOI dan KONI dikaitkan dengan keberadaannya di organisasi olahraga bayangan, (2) kompetisi eSports di Indonesia diadakan lebih sering.
Karena itu lebih sering terjadi dalam persaingan Memfasilitasi sosialisasi eSports pada masyarakat luas, (3) mengedukasi peminat eSports adalah tentang rekor besar sebagai prasyarat untuk menjadi seorang eSports. Dengan banyaknya fenomena esport ynag telah berlalu semoga bisa lebih membuat masyarakat menerima bahwa video game tidak selamanya berdampak negative.